Akankah Ia Mencintaiku.....

27 Okt 2009

Dari mata turun ke hati,
dari hati bergetar tiada henti,
dari getar menjadi rindu setengah mati.
Diisilah benak dengan pertanyaan," Akankah ia mencintaiku,
akankah ia memiliki perasaan yang
sama seperti aku?
Bisakah aku mendapatkan cintanya".
Tetapi pertanyaan-pertanyaan itu hanya terpendam di
dalam hati, tidak berani terungkapkan melalui lisan....





Hidup Ibarat Air Mengalir

Hidup dituntut harus bergerak walau tidak sekedar mengejar obsesi semata, tapi memikirkan dan berbuat untuk orang lain. Orang bijak mengatakan: ”Siapa yang hanya memikirkan dirinya sendiri, dia akan hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang kerdil. Tapi, siapa yang mau memikirkan orang lain, dia akan hidup sebagai orang besar dan mati sebagai orang besar.” (Sayyid Qutb).

Air mengalir terus dan terus menuju ke tempat tertentu dan akhirnya bermuara di laut. Hidup seharusnya juga begitu, mempunyai orientasi dan tujuan yang jelas, tidak sekedar mengalir begitu saja. Hidup harus ibarat air, jika terhambat selalu mencari celah mencari jalan keluarnya. Jika air bermuara di laut, maka hidup muaranya adalah kematian. Suka atau tidak saatnya akan tiba. Memanfaatkan waktu adalah solusi agar hidup tidak menjelma bak air bah yang mampu menggilas apapun yang menghambatnya.

Air kecil jernih mengalir selalu memberi kesejukan mata jika dipandang, kesejukan hati jika dirasa, dan selalu dirindukan kehadirannya. Jadilah hidup bagai air kecil jernih mengalir.
Biarkanlah waktu berjalan ibarat air kecil jernih mengalir, mengalir dari hulu ke hilir dengan lincahnya, dan jangan coba-coba menyumbat aliran air karena ketika menggenang akan menimbulkan bau tak sedap untuk sekitarnya dan mengundang berbagai penyakit, dan ketika kita mempermainkannya, maka air pun terkadang datang bagai amarah bah dan tak ada seorangun yang mampu menahannya.

Waktu menuntut kita harus bergerak untuk memikirkan dan berbuat untuk orang lain bukan sekedar mengejar obsesi pribadi semata.
Waktu terus bergulir ibarat air mengalir terus dan terus menuju ke tempat tertentu dan akhirnya bermuara di laut. Memanfaatkan waktu seharusnya juga begitu, mempunyai orientasi dan tujuan yang jelas, tidak sekedar mengalir begitu saja. Memanfaatkan waktu harus ibarat air mengalir, jika terhambat selalu mencari celah mencari jalan keluarnya. Jika air bermuara di laut, maka hidup muaranya adalah kematian. Memanfaatkan waktu adalah solusi agar hidup tidak menjelma bak air bah yang mampu menggilas apapun yang menghambatnya.

Bergulirnya waktu ibarat air kecil jernih mengalir selalu memberi kesejukan mata jika dipandang, kesejukan hati jika dirasa, dan selalu dirindukan kehadirannya. Kita memang pandai bicara, namun seringkali tak mampu menjalani.


Catatan kecil


Dalam Sujud Terakhirku..

Dalam sujud terakhirku Ya Allah..
Kuteriakkan Asma' Mu sekeras kerasnya..
Agar runtuh dinding kesombongan dalam hatiku..

Dalam sujud terakhirku Ya Rabbi..
Ku menangis sejadi jadinya..
Biar kering airmata ini..
Namun basah ladang hati yang gersang..

Dalam sujud Terakhirku Y Rahman..
Ku lihat semua dosa yang membayangiku..
Kelam mencengkam jiwa yang lusuh..

Dalam sujud terakhirku Ya Rahim..
Biarkan aku patah dalam cahaya Mu..
Biarkan kumusnahkan titik2 kemunafikanku..
Agar ku kembali dalam pelukan hidayahMu..

Dalam sujud terakhirku Ya Rabbul Izzati..
Biarkan aku hidup nafasku sekali lagi..
Hanya untuk menyebut namaMu dan KekasihMu...