Keajaiban Basmalah

6 Mei 2009


SYAIKH MUHAMMAD AS-SANWANI, Grand Syaikh Al-Azhar Mesir yang ke-13, dalam kitabnya yang bernama "Hasyiyah Ala Mukhtashar Ibnu Jamrah" yang berisi penjelasan kitab Mukhtashar Shahih Bukhari, menulis beberapa kisah nyata tentang keajaiban basmalah.
Di antaranya, beliau menuturkan,

"Suatu ketika Abu Hurairah ra.,salah seorang sahabat
nabi terkenal,bertemu dengan setan penggoda orang mukmin
dan setan penggoda orang kafir.Setan penggoda orang kafir
itu gemuk, segar, rapi, dan memakai baju bagus.
Sedangkan setan penggoda orang mukmin kurus, kering,
kusut, dan telanjang.Setan gemuk itu bertanya pada setan
penggoda kaum mukmin yang kurus,
"Kenapa keadaanmu menyedihkan, kau kurus kering, kusut
dan telanjang ?"

Setan kurus menjawab, "Aku bertugas menggoda orang mukmin
yang selalu berzikir dan membaca basmalah menyebut nama Allah.
Ketika hendak makan dan minum ia membaca basmalah menyebut
nama Allah, maka aku tetap lapar dan haus. Ketika memakai
minyak ia menyebut nama Allah, maka aku tetap kusut.
Dan ketika memakai baju ia juga menyebut nama Allah sehingga aku
tetap telanjang ! "

Setan gemuk menyahut, "Kalau begitu aku beruntung.
Aku bersama orang kafir yang tidak pernah menyebut
nama Allah. Pada waktu makan ia tidak menyebut nama Allah
sehingga aku bisa makan bersamanya sampai puas.
Ketika minum dia juga tidak menyebut nama Allah sehingga
aku bisa ikut minum.Ketika memakai minyak ia tidak menyebut
nama Allah sehingga aku ikut minyakan.
Dan ketika memakai pakaian ia tidak menyebut nama Allah
sehingga aku ikut memakai pakaiannya."

***
Begitulah, betapa agung faidah membaca basmalah.
Setan tidak bisa ikut makan makanan orang yang
membaca "Bismillahirrahmanirrahim !"

Bahkan dalam sebuah hadis Rasulullah Saw bersabda,
bahwa rumah yang dibacakan basmalah maka setan
tidak akan bercokol dan bermalam di dalamnya.

Baginda Rasulullah Saw mengajarkan agar umatnya
memulai segala perbuatan baiknya dengan membaca
basmalah, menyebut nama Allah SWT.
Agar perbuatannya itu benar-benar penuh berkah,
tidak diganggu setan dan mendapatkan ridha dari Allah
Yang Maha Rahman.

Sumber Tulisan Oleh : Habiburrahman El Shirazy

(Di Atas Sajadah Cinta, Penerbit Republika, Cetakan X,
September 2006)

Jika kamu tidak memulai hari ini dengan senyuman, belum
terlambat untuk mencobanya pada esok hari.

Berharap



Ketika aku merasa kuat
Aku merasa bahwa sesuatu itu berharga
Ketika aku mulai lemah
Aku merasa waktu itu sangat sempit

Ya Allah diantara siang dan malam-Mu,
Aku selalu berharap aku bisa kuat
Kuat atas iman dan nafsu dunia
Yang membutakan mata dan hati ku

Wahai dzat yang Maha Mengetahui
Aku mengharapkan masa itu datang
Masa dimana aku bisa mengadu,meminta dan berharap
Mudahkanlah jalan ku di dunia









HARDIKNAS

1 Mei 2009


Ki Hadjar Dewantara (Yogyakarta, 2 Mei 188926 April 1959) adalah seorang pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia pada zaman penjajahan Belanda.

Lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, beliau mendirikan perguruan Taman Siswa yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.

Tulisan Ki Hajar Dewantara yang terkenal adalah "Seandainya Aku Seorang Belanda" (judul asli: Als ik eens Nederlander was), dimuat dalam surat kabar de Expres milik Dr. Douwes Dekker, tahun 1913. Artikel ini ditulis dalam konteks rencana pemerintah Belanda untuk mengumpulkan sumbangan dari Hindia Belanda (Indonesia), yang saat itu masih belum merdeka, untuk perayaan kemerdekaan Belanda dari Perancis. Kutipan tulisan tersebut antara lain:

"Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan dinegeri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Pikiran untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita garuk pula kantongnya. Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda. Apa yang menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku terutama ialah kenyataan bahwa bangsa inlander diharuskan ikut mengkongsi suatu pekerjaan yang ia sendiri tidak ada kepentingan sedikitpun".

Beliau wafat pada 26 April 1959 dan dimakamkan di Wijayabrata, Yogyakarta. Tanggal lahirnya, 2 Mei, kemudian dijadikan Hari Pendidikan Nasional di Indonesia. Beliau dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia dan wajahnya bisa dilihat pada uang kertas pecahan Rp20.000.

Nama beliau diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Selain itu, sampai saat ini perguruan Taman Siswa yang beliau dirikan masih ada dan telah memiliki sekolah dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Semboyan dalam pendidikan yang beliau pakai adalah: tut wuri handayani. Semboyan ini berasal dari ungkapan aslinya ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Hanya ungkapan tut wuri handayani saja yang banyak dikenal dalam masyarakat umum. Arti dari semboyan ini secara lengkap adalah: tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan baik). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan kita, terutama di sekolah-sekolah Taman

Selamat Hari Pendidikan Nasional

2 Mei 2009