Janganlah 'berandai kata'

14 Apr 2010

"Andaikan dahulu saya melakukan yang lainnya."

"Andaikan keadaan itu tak terjadi."

"Jikalau dulu kulakukan." ,dsb.

Mungkin kita semua pernah mengalami, setidaknya sekali peristiwa dalam hidup yang rasanya kita ingin menghapus atau merubahnya. Kita menerima fakta dalam bayang kemustahilan, sehingga hidup bersama perasaan bersalah atau menyesal. Ini sungguh keliru. ( Bukannya kita dapat melakukan ' replay' atau kesempatan kedua.), tetapi kita diberi kesempatan mengubah pandangan mengenai peristiwa lalu dalam kehidupan ini. Bila kamu mampu, mungkin apa yang dulu kamu lakukan tidak sejelek seperti yang kamu pikirkan. Mungkin saja keadaan awal membekas dalam fikiran kamu, namun hal itu tidak benar.

Apa yang kamu yakini benar-benar akan terjadi. Keyakinan yang negatif lebih sering membunuh daripada peristiwa itu sendiri. Misalnya nich...ingatkan kembali pada masa-masa sekolah kamu. Kamu menerima nilai matematika yang jelek, dan kamu dikatakan malas or bodoh. Saat itu kamu belum tanggap bahwa kemungkinan kamu gagal karena guru tidak dapat menerangkan pelajaran secara jelas, sehingga kamu menerima penilaian dengan wajar.

Sesungguhnya, keyakinan kita menyangkut masa lalu sangat terbatas pengaruhnya pada kehidupan masa sekarang. Bila masa lalu bersifat negatif, maka kita dapat merubahnya dengan refleksi dan pngertian. Namun, hal ini tidaklah mudah kawan...Kamu mungkin telah 'termaterai' sehingga bertindak dengan perilaku yang memperkuat keyakinan kamu sendiri, meskipun keliru.

Jadi orang yang memikirkan dirinya rendah akan bertindak serupa pula. Pikiran masa lalu kamu selalu terpusat pada aspek kehidupan negatif saja. Tapi jangan takut kawan....semua ini dapat dirubah, kalo kamu mengingat segi positif yang pernah kamu lakukan dan memusatkan pikiran pada hal itu.

Teringat kembali sebuah kata mutiara yang sering saya ingat :"Barangsiapa banyak berangan-angan dan bercita-cita maka kuranglah amalnya..."








0 comments: