Kegagalan juga Membutuhkan Pengorbanan

15 Apr 2010

"Apa yang bakal terjadi" merupakan rangkaian kata paling menyedihkan. Betapa tidak, saat hari-hari kita berakhir menyadari ternyata memiliki bakat dan kemampuan melakukan lebih dari apa yang dapat kita lakukan.

Pernahkah kamu mengalami perasaan putus asa karena merasa tak selaras dengan potensi kamu??? Di dalam diri kita tersimpan kemampuan yang lebih baik. Kata orang, sukses tak perlu biaya, namun mereka lupa kegagalan justru perlu biaya lebih banyak.

Sebagai perumpamaan saya punya cerita. Ada seorang majikan mempunyai tiga pembantu. Sebelum berangkat menempuh perjalanan jauh, ia memberikan seorang pembantunya bakat, yang kedua 5 bakat dan yang ketiga satu bakat. Sekembalinya ia menemukan bahwa dua pembantunya telah memanfaatkan bakatnya untuk bekerja dan menggandakannya. Majikannya memuji. Akan tetapi, pembantu ketiga menanam satu bakat itu di tanah, sehingga ia tetap memiliki satu bakat. Sang majikan tak hanya menyebutnya malas tetapi juga jahat. Ia mengambil kembali bakat dari pembantu itu dan memberikannya pada pembantu yang memiliki 10 bakat. Barangkali pelajaran yang ditarik dari perumpamaan ini, adalah kita harus memanfaatkan kemampuan atau bakat uang telah diberikan kepada kita.

Ada rintang dalam menggunakan bakat dan kemampuan kita, serta penghalang pemanfaatan potensi kita. Kita menonjolkan apa yang telah terjadi sebelumnya sebagai salah satu faktor, dan menentukan apa yang mungkin terjadi berdasarkan yang telah kita semua lakukan di masa lalu. Pendekatan ini mungkin menyebabkan suatu layar imajiner yang disebut layar logika, terletak diantara alam sadar ( intelek ) dan alam bawah sadar ( kreatif ).Kehendak untuk melakukan sesuatu timbul, namun sebelum melakukan star kita mulai meragukan keberhasilannya.

Sukses tampaknya masih kabur, mungkin disebabkan kita atau orang lain pernah gagal di masa lalu, atau karena baru melakukannya. Kehendak untuk mencapai sukses tak pernah terwujud, karena tindakan kita tidak melewati layar logika ke alam bawah sadar, yang akan mewujudkan tujuan.

Banyak orang diliputi depresi dan bosan akan kehidupan. Mereka menyesalkan diri mereka, mengharapkan sesuatu akan terjadi agar meringankan perasaan itu. Bila pengharapan terpenuhi, meraka mungkin tidak banyak melakukan apapun, dan kemampuan mereka tak akan digunakan. Ketika kehidupan mengambil kembali apa yang kita miliki, keadaan menjadi kian memburuk.

Seperti perumpamaan bakat talenta, bahkan sedikit yang ia miliki, akan diambil daripadanya. Itulah hukum kehidupan. Ada resep mujarab, jauh lebih dari obat atau filsafat. Bertindaklah memanfaatkan talenta atau bakat yang ada pada diri kamu.


0 comments: